Karma
Kita sering sekali mendengarkan mengenai kata karma, bahkan sampai-sampai karma memiliki arti yang sama dengan pembalasan dendam, atau kutukan terhadap perbuatan yang dianggap tidak baik atau jahat.
Jika kita belajar mengenai penjelasan karma, mungkin memang "ya" sebagai pembalasan dendam, tetapi banyak yang tidak mempelajari bahwa "pembalasan dendam" tadi juga merupakan "pengembalian pahala" karena karma tidak bekerja pada hal yang negatif saja, tetapi juga bekerja pada hal yang baik dan positif.
Karma tidak lain dan tidak bukan adalah merupakan segala bentuk pengalaman kita dalam berbagai bentuk seperti pikiran, segala macam ucapan dan tindakan, atau kombinasi ketiganya. Karena kita terlahir sebagai manusia, manusia merupakan keberadaan dunia karma atau karmaloka, maka kelahiran seorang manusia mengikuti hukum karma atau karma niyama.
Penjelasan karma sebenarnya ada beragam pendekatan dan pengertian karena penjelasan karma juga perlu dibarengi penjelasan mengenai shunya dan penjelasan mengenai keberadaan/atma. Uniknya lagi karma tidak dapat berdiri sendiri, artinya karma juga membutuhkan faktor-faktor untuk dapat terbentuk. Karena karma juga merupakan dari perwujudan/keberadaan, maka karma memerlukan yang namanya objek. Setelah diperlukan objek, karma juga memerlukan yang namanya keinginan atau daya dorong untuk dilakukan/melakukan sehingga "sesuatu" itu terjadi. Contohnya, sewaktu kita ketemu seseorang, kita melihat teman tadi (sebagai objek) lalu berpikir untuk memberinya ucapan (keinginan/daya dorong), dan kita mengucapkan sapaan tadi (terjadinya karma) dan sapaan tersebut disambut oleh teman (menjadi lengkap). Ini merupakan salah satu penjelasan mengenai faktor-faktor pembentuk karma.
Tetapi masih ada penjelasan lainnnya yang menjelaskan tentang bagaimana terjadinya karma. Karma juga memiliki salah satu sifat uniknya yaitu, tidak selalu memiliki dampak/akibat instan yang langsung kembali kepada yang memulai, artinya penjelasan karma diibaratkan seperti menanam benih. Karma yang ditanam memerlukan tanah, pupuk, air, sinar matahari, angin, bakteri dan faktor-faktor lain sehingga bisa menjadi tunas, pohon, dan akhirnya terakhir berbuah. Demikian karma juga bekerja, diperlukan banyak sekali usaha, maka karma dapat menjadi "berbuah" atau memiliki dampak.
Dan lagi, tidak semua benih dapat tumbuh dengan baik, artinya sama hal dengan karma yang tidak langsung memiliki hasil yang sama. Ada banyak benih yang ditanam tetapi tidak semua akan berhasil tumbuh dan memiliki buah, bahkan sampai memiliki buah pun, tetap bisa menghasilkan buah yang busuk atau tidak bagus atau dimakan ulat. Artinya, karma yang ditanam juga belum tentu berhasil akan menghasilkan dampak yang diinginkan. Tetapi di balik itu semua akan sangat menarik, jika kita perhatikan bahwa hanya dengan satu benih, akan memiliki potensi menghasilkan lebih banyak buah yang baik di masa akan datang. Demikianlah karma bekerja bisa menghasilkan lebih buah. Hal ini juga terkait dengan perbuatan, ucapan dan pikiran yang dilakukan akan menghasilkan banyak buah, berlaku untuk di kedua kondisi, yang baik dan tidak baik. Tetapi lagi-lagi, karma juga merupakan satu yang shunya.