Minggu, 25 Juli 2021

Sains Mengenai Perbuatan Baik

Ini ada sebuah video yang menurut saya, cukup menarik, karena di dalamnya terdapat penjelasan ringkas dan membuat kita beralasan untuk berbuat baik di tengah-tengah kehidupan. Ternyata perbuatan baik menurut sains memiliki suatu pengaruh secara biologis terhadap tubuh kita. Berikut ini saya sadur transkripsi dari video The Science of Kindness. Semoga bermanfaat.

Perbuatan baik dilihat dari sisi sains medis memiliki sifat anti-depresan. Perbuatan baik merangsang atau menstimulasi produksi serotonin (sejenis hormon). Serotonin berfungsi menyembuhkan luka, menenangkan pikiran dan membuat kita bahagia, dan bekerja sebagai pemicu dalam berbuat baik. 

Serotonin juga dihasilkan di pihak pemberi atau pembuat perbuatan baik, di pihak penerima perbuatan baik dan semua orang yang menyaksikan perbuatan baik tersebut. Bahkan di tiap tindakan perbuatan baik juga dapat menyebar sampai tiga level yang menyaksikan, mendengar atau merasakan perbuatan baik tersebut.

Perbuatan baik juga menghasilkan lebih banyak endorfin, sejenis hormon kebahagiaan alami yang dihasilkan oleh tubuh. Endorfin memiliki kemampuan tiga kali lebih efektif daripada morfin (sejenis narkoba yang terlarang).

Perbuatan baik juga menghasilkan hormon oksitoksin yang menaikkan hubungan sosial dengan orang lain, membuat hati menjadi lebih tenang, meningkatkan kepercayaan diri dan kepada orang lain, meningkatkan sifat murah hati, menguatkan sistem imun tubuh, bahkan meningkatkan kejantanan pada pria.

Orang-orang yang memiliki niat dan perbuatan baik juga memiliki dua kali lebih banyak jumlah DHEA dan 23% lebih rendah hormon kortisol (hormon pemicu stress).

Di sini sangat jelas bahwa dengan perbuatan baik adalah kegiatan yang menyehatkan. Ini adalah fakta sains.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar