Borobudur dibangun sebagai piwulang, pengajaran, tuntunan untuk memberi manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat luas. Dengan memperagakan keindahan seni dan budaya nusantara dalam bentuk monumen candi dengan nilai-nilai spiritualitas dan pendidikan yang agung. Salah satu fitur utama monumen Borobudur adalah pagar langkan, yang berdiri di sepanjang batas luar dari masing-masing teras persegi. Setiap sisi persegi masing-masing menghadap empat penjuru mata angin utama.
Di atas pagar langkan yang menghadap keluar terdapat relung-relung yang masing-masing berisi arca dengan mudra atau gestur tangan tertentu, dengan keseluruhan berjumlah 432 arca. Semua arca dibuat sebagai representasi spiritual, bukan untuk disembah.
Pada dinding-dinding dalam dan dinding langkan berukir 1.460 relief naratif dan 1.212 relief hias. Dengan total keseluruhan 2.672 panel, meliputi permukaan seluas 2.500 meter persegi. Panel-panel naratif ini jika dibentangkan panjangnya mencapai 3.000 meter. Mungkin untuk pertama kalinya dalam sejarah masa kini, dari 1.460 relief naratif, hampir semuanya telah berhasil diidentifikasi dan dapat dikaitkan dengan teks-teks dan sutra-sutra yang sekarang masih ada di berbagai negara dalam berbagai bahasa.
Hampir semua teks dan sutra tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Relief-relief ini beserta arca-arca dan stupa-stupa di Borobudur secara sengaja diseleksi, dirancang dan direncanakan, diukir, dan dibuat mengikuti urutan dan tahapan tertentu dengan tujuan yang jelas.
Relief-relief Borobudur
Karmawibhangga
Ajaran-ajaran pada relief Borobudur dimulai dari lantai dasar atau kaki candi, yang kini hampir keseluruhannya tertutup oleh dinding batu penopang yang mengelilinginya. Di balik dinding tersebut terukir 160 panel relief Karmawibhangga yang memberi pelajaran tentang kita akan selalu memetik buah dari hasil perbuatan kita sendiri. Karmawibhangga yang terdiri dari 54 bagian memaparkan hubungan sebab akibat antara perbuatan dan konsekuensinya. Landasan hidup terampil dan cerdas, cara hidup berdasarkan kebajikan yang berdisiplin, bersusila dan beretika, mengemukakan kemanusiaan yang berintegritas dan beradab. Cara berinteraksi dalam masyarakat berlandaskan keadilan, tanpa kekerasan, dan berkomitmen untuk tiddak mencederai maupun merugikan pihak lain.
Jataka dan Awadana
Di atasnya terdapat alegori-alegori Jataka dan Awadan sejumlah 620 relief di lantai pertama dan 100 relief di lantai kedua. Membabarkan ajaran cara hidup yang bermanfaat bagi orang lain, sikap peduli dan altruistik, berlandaskan motivasi dan tekad untuk selalu menjadi lebih baik, menumbuhkembangkan cara hidup yang bermakna agar lebih bermanfaat bagi orang lain. Dambaan untuk hidup bergotong-royong dengan segala bentuk pengejawantahannya dan aktualisasinya. Banyak alegori di alam binatang memaparkan tentang hidup bermasyarakat, tentang pemimpin-pemimpin bernegera, begitu juga tentang para dewa. Mempertunjukkan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan warga dalam mengambil keputusan bersama baik dalam suasana kemakmuran maupun ketika menghadapi tantangan. Terdapat juga alegori-alegori tentang sikap pemimpin yang adil, berani dan mengayomi, yang selalu membawa kesejateraan bagi rakyatnya.
Lalitawistara
Sutra Lalitawistara terukir di dinding dalam lantai pertama sebanyak 120 relief. Sutra tunggal ini memaparkan kiprah pamungkas puncak dari aktivitas-aktivitas ekstensif dan lengkap. Memaparkan manifestasi dari hasil dan terpenuhinya beragam aktivitas bajik yang bermanfaat, yang memuncak pada diputarnya Roda Ajaran.
Gandawyuha
Sutra terbesar yang dipilih dalam ajaran Borobudur adalah Sutra Gandawyuha, menunjukkan praktik-praktik untuk mencapai kesempurnaan pengetahuan dan upaya, yang memungkinkan dicapainya potensi tertinggi keberadaan manusia. Di lantai dua terukir 128 relief mengenai bab pembukaan dan bab mengenai kalyanamitra atau mitra andalan dari Sutra Ganwyuha. Menunjukkan sikap dan cara pandang hidup spiritual yang peduli dan membumi, penuh percaya diri dan dilandasi dengan kerendahan hati, keinginan untuk selalu mendengar dan belajar, menghargai pendapat orang lain, dan sikap toleransi, tanpa membedakan jenis kelamin, usia, profesi, kekayaan, suku, kasta maupun agama.
Bagian utama dari Sutra Gandwyuha terukir pada dinding dalam dan dinding langkan lantai ketiga sebanyak 176 relief, serta pada dinding langkan lantai empat sebanyak 84 relief. Menampilkan ajaran dengan menumbuhkembangan kondisi yang memungkinkan dialaminya realitas tertinggi dari penggugahan yang damai. Ajaran yang menunjukkan bahwa kemuliaan dan kebahagiaan di alam ini hampir tidak pernah bisa dinikmati sendiri. Hanya dengan motivasi dan tekad mengikutsertakan pihak lain, dimulai dari keluarga, masyarakat, bangsa dan seisi dunia. Kebahagiaan sejati dan kesentosaan akan sedikit demi sedikit terealisasi, dapat langsung dirasakan dan dinikmati
Bhadracarya Pranidhana
Bagian terakhir dari Sutra Gandwyuha terukir pada dinding lantai empat dengan 72 relief yang dikenal dengan nama bhadracarya pranidhana, artinya aspirasi untuk hidup selaras dengan semua yang bajik.
Tiga teras bundar pada bagian atas Borobudur menggambarkan Dharmadhatu, ruang seperti angkasa tanpa dimensi, ranah di mana semua yang dialami muncul dan hilang. Ke-72 Stupa Jala dan Stupa Stapada merepresentasikan pengalaman realitas absolut dengan berbagai bentuk yang sama tetapi berbeda. Stupa induk merepresentasikan Dhamakaya-hakikat kesadaran murni yang melandasi semua pengalaman, hilangnya pembedaan antara subjek dan objek, kebisaan untuk tahu yang imanen dan transenden, kosong dan bebas dari semua konsep, ekspresi welas asih agung dan kebahagiaan sejati.
Monumen Borobudur merupakan mahakarya bangsa yang patut dikagumi dunia. Sebuah inovasi yang pada masanya dirancang tanpa ada contoh pembandingnya, bahkan hingga kini masih tidak ada duanya, baik dari segi teknik konstruksi, teknik pengukiran, keberanian, dan kepercayaan diri yang mantap untuk menyajikan seperangkat petunjuk hidup yang lengkap berdasarkan sutra dalam media ukiran batu dan bentuk bangunannya.
Borobudur mencerminkan keagungan kebudayaan Nusantara, ajaran yang memberi haluan dan pandangan hidup, menekankan cara hidup yang terampil berdasarkan kebajikan, keterbukaan hati, rasa keadilan dan toleransi, sebagai pedoman untuk hidup secara optimal dalam berkeluarga dan bermasyarakat unuk pembangunan diri dalam berbangsa dan bernegara.
Borobudur adalah peta lengkap yang memungkinkan dicapainya potensi tertinggi manusia, sebagai kulamani, mustika bangsa, pusaka peninggalan leluhur yang kini menjadi warisan dunia. Berdiri kokoh di bumi nusantara, sebagai wujud kesentosaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ditulis dan disalin dari video www.bumiborobudur.com